A.
Tanda
Titik(.)
1. Tanda
titik dipakai diakhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.misalnya:ayahku
tingggal di solo,biarlah mereka duduk di sana,dia menanyakan siapa yang akan
dating,hari ini tanggal 6 april 1973.,marilah kita mengheningkan cipta,sudilah
kiranya saudara mengabulkan permintaan ini
2. Tanda
titik di pakai di belakang angka atau huruf,dalam suatu bagang,ikhtisar,atau
daftar.
misalnya:
a. III.
Departemen Dalam Negeri
A.
Direktorat Jendral Agrarian
b. Patokan
Umum
1.1
Isi Karangan
1.2
Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
1.2.3 Grafik
1. Tanda
titik di pakai untuk di pisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan
waktu.
Misalnya
:
Pukul
1.35.20 ( pukul 1 lewat 35 menit 20 detik )
2. Tanda
titik di pakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
3. Misalnya
:
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik )
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik )
0.20.30
jam ( 20 menit, 30 detik )
0.0.30
jam ( 30 detik )
4. Tanda
titik dipakai di antara nam penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Misalnya :
Siregar,
Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
5. a.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan ataua kelipatannya.
Misalnya :
Desa itu berpendudukan 24.200 orang
Misalnya :
Desa itu berpendudukan 24.200 orang
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1231
orang jiwa.
b. tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bingan ribuan atau
b. tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bingan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya
:
Ia
lahir pada tahun 1956 di bandung.
6. Tanda
titik tidak dipakai pada akhir judul
yang merupakan kepala kerangan atau ilustrasi, table, dan sebagainya.
Misalnya
:
Acara
kunjungan adam malik
Bentuk
dan kebudayaan ( Bab 1 UUD 1945)
7. Tanda
titik tidak dipakai di belakang (1)
alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya
:
Jalan
diponegoro 82
Jakarta
1
april 1991
Yth.
Sdr. Moh. Hasan
Jalan
Arif 43
Kantor
Penempatan Tenaga
Jalan
Cikini 71
Jakarta
B.
Tanda
Koma (,)
1. Tanda
koma dipakai di antara unsur – unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalanya
:
Saya
membeli kertas, pena, dan tinta
Surat
biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
Satu,
dua, … tiga !
2. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dan kalimat setara
berikuytnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainka.
Misalnya
:
Saya
ingin datang, tetapi hari hujan.
3. a
.Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika
anak kalimat itu mendahului induk kalimat
itu.
Misalnya :
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
b.
Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dan induk kalimat
jika anak kalimat itu mengiringi induk
kalimatnya.
Misalnya :
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda
koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu , jadi,
lagipula, meskipun begitu, dan akan tetapi.
Misalnya
:
…
oleh karena itu, kita harus berhati-hati .
5. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,ya,wah,aduh,kasihan dari kata yang
lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O,
begitu?
Wah
bukan main!
Hati-hati,ya,
nanti jatuh.
6. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain lain dari
kalimat.
Misalnya:
kata
ibu, “saya gembira sekali”
“saya
gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu lulus.”
7. Tanda
koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat , (iii),
tempat dan tanggal (iv), nama dan tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan. Misalnya:
Surat-surat
ini harap dialamatkan kepada dekan
Fakultas
kedokteran, universitas Indonesia, jalan
Raya
salemba 6, Jakarta.
Sdr.abdullah,
jaian pisang batu 1, bogor
Surabaya,
10 mei 1960
Kuala
lumpur, Malaysia
8. Tanda
koma dipakai untuk menceriakan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana,
sultan takdir 1949. Tatabahasa baru
bahasa Indonesia jilid 1 dan 2. Djakarta:
PT pustaka rakjat.
9. Tanda
koma dipakai di antara bagian-bagian dalain catatan kaki
Misalnya:
WJ.S.
Poerdarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP
Indonesia, 1967).
10. Tanda
koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademoi yang mengikutinya untuk
membedakannya dan singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya
B.
Ratulangi, S.E.
11. Tanda
koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5
m
Rp12,50
12. Tanda
koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
Guru
saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Di
daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
13. Tanda
koma dapat dipakai-untuk menghindari salah baca dibelakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
Atas
bantuan agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
14. Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan
petikan langsung dan bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Di
mana Saudara tinggal?” Tanya Karim.Tanda Titik Koma (;)
C.
Tanda
Titik Koma (;)
1. Tanda
titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
Misalnya:
Malam
makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda
titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara didalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah
mengurus tananmannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghafal
nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran “Pilihan
Pendengar”
D.
Tanda
Titik Dua (:)
1. a.
Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Kita
sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b.
Tanda titik dua tidak dipakai jika
rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kita
memerlikan kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
3. Tanda
titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu :
(meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini, Mir!”
Amir :
“Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)
Ibu :
“Jangan lupa. Letakkan baik-baik!” (duduk di kursi besar)
4. Tanda
titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara
bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu
karangan, serta (iv) nama kota dan penerbitbuku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Tempo,
1(1971), 34:7
Karangan
Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup:
Sebuah Studi, sudah terbit.
E.
Tanda
Hubung (-)
1. Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Disamping
cara-cara lama itu ada juga cara yang baru.
2. Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan
bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya:
Kini
ada cara yang baru untuk meng-
ukur
panas.
3. Tanda
hubung menyambung unsure-unsur kata ulang.
Misalnya:
Anak-anak
Berulang-ulang
4. Tanda
hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
5. Tanda
hubung boleh dipakai untuk
memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (iii)
penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya:
Ber-evolusidua
puluh lima-ribuan (20x5000)
6. Tanda
hubung boleh dipakai untuk
merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
(ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, dan (iv) singkatan berhuruf
kapital dengan –an, dan (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Misalnya:
Se-Indonesia
Tahun
50-an
7. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
di-smash
F.
Tanda
Pisah (–)
1. Tanda
pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan
bangsa itu–saya yakin akan tercapai–diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Tanda
pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya
:
Rangkaian
temuanb ini–evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom–telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda
pisah dipakai di antara dua bilangan,
tanggal, atau tempat dengan arti ’sampai’.
Misalnya:
1910–1945
Jakarta–Bandung
G.
Tanda
Elipsis (…)
1. Tanda
ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau
begitu … ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda
ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Misalnya:
Sebab
–sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
H.
Tanda
Tanya (?)
1. Tanda
Tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya.
Misalnya:
Kapan
ia berangkat?
2. Tanda
Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia
dilahirkan pada tahun 1683(?)
I.
Tanda
Seru (!)
Tanda
seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah
seramnya peristiwa itu!
Bersihkan
kamar itu sekarang juga!
J.
Tanda
Kurung ((…))
1. Tanda
kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Miusalnya:
Bagian Perencana sudah selesai menyusun
DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
2. Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian integral poko pembicaraan.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud”
(nama dan tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962. Keterangan itumenunjukkan
arus perkembangan baru pasaran dalam negeri.
3. Tanda
kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap kedalam bahasa Indonesia
menjadi kokain(a).
4. Tanda
kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi
menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
K.
Tanda
Kurung Siku ([…])
1. Tanda
kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tabda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi
gemerisik.
2. Tanda
kurung siku megapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaaanya
[halaman 35–381] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.
L.
Tanda
Petik (“…”)
1. Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Saya belum siap,”kata Mira, “tunggu
sebentar!”
2. Tanda
petik mengapit judul syair karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa,dari Suatu Tempat.
3. Tanda
petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara
“coba dan ralat” saja.
4. Tanda
petik penutup mengikuti tanda baca
yang mengakhiri petikan langsung.
Misanya:
Kata Tono, “Saya juga minta satu”
5. Tanda
baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat
julukan “Si Hitam”.
Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia
sendiri tidak tahu sebabnya.
M.
Tanda
Petik Tunggal (‘…’)
1. Tanda
petik tunggal menapit petikan yang terdudun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi
‘kring-kring’ tadi?”
2. Tanda
petik tunggal mengapit makna, trjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya:
feed-back
‘balikan’
N.
Tanda
Garis Miring (/)
1. Tanda
garis miring dipakai dalam nimor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
No. 7/PK/1973
Tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,
atau, atau tiap.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi
harganya Rp 150,00/lembar
O.
Tanda
Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat atau apostrof
menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya;
Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
1 Januari ’88 (’88 = 1988)
BAB III
KESIMPULAN
Pemakaian
tanda baca meliputi:
o
Penggunaan tanda baca yang kurang tepat meliputi tanda
baca titik, tandabaca koma, dan tanda baca seru. Penggunaan tanda baca titik
yang kurangtepat diklasifikasikan berdasarkan jumlah dan letak. Penggunaan tandatitik
di akhir kalimat dan penggunaan tanda titik yang berlebihan.Penggunaan tanda
koma yang kurang tepat pada penulisan teks iklanbrosur
penawaran barang atau jasa terdapat di antara unsur-unsur dalamsuatu
pemerian atau pembilangan. Tanda koma hanya dituliskan setelahunsur
ketiga terakhir. Wujud penggunaan tanda seru diklasifikasikanberdasarkan jumlah dan letak. Penggunaan tanda
seru di akhir kalimat danpenggunaan tanda seru yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, Sutan Takdir. 2008.Ragam Bahasa
Muhammad Rohmadi, dkk. 2008. Teori dan
aplikasi bahasa indonesia di perguruan tinggi. Surakarta: (UNS PERS)
Pemakaian Tanda Baca